Uji
asumsi klasik adalah persyaratan pengujian statistik yang harus dipenuhi
terlebih dahulu dalam analisis regresi linier. Model dalam penelitian ini harus bebas dari asumsi klasik, yaitu normalitas, multikolinearitas,
heteroskedastisitas, dan
autokorelasi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah
sebagai berikut.
Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016:154). Untuk
menguji normalitas residual, peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov (K-S).Uji K-S dilakukan dengan menggunakan
hipotesis:
H0 :
Data residual berdistribusi normal
Ha :
Data residual tidak berdistribusi normal
Pengujian normalitas
dilakukan dengan melihat nilai Asymp.
Sig. (2-tailed). Jika tingkat
signifikansinya > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima,
sehingga dikatakan data residual berdistribusi normal.
Uji
Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regeresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara vairabel
independen (Ghozali, 2011:106). Model regresi yang bebas dari multikoliniearitas
adalah model yang memiliki nilai tolerance
≥ 0,01 atau jika nilai variance
inflation factor (VIF) ≤ 10.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2016:134). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Cara yang digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini yaitu
uji glejser. Uji glejserdilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel independen (Ghozali, 2016:137). Jika nilai probabilitas signifikansi
dari variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2016:108). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi
adanya autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW), dengan kriteria hasil: (1) bila nilai DW antara
du dan (4-du) berarti tidak terjadi autokorelasi, (2) bila DW < dl berarti
terjadi autokorelasi positif, (3) bila DW > (4-dl) berarti terjadi
autokorelasi negatif, (4) bila DW antara (4-du) dan (4-dl) berarti hasil tidak
dapat disimpulkan.
Sumber:
Sugiyono.
2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: C.V. Alfabeta.
Ghozali,
Imam. 2016. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Dipenogoro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar